Rabu, 19 November 2014

Jalan-jalan "mewah"

Sore ini aku jalan-jalan mengunjungi dua temanku di desa Pampain, di sana masyarakatnya adalah petani dan peternak ikan keramba. Desa Pampain adalah desa dengan lahan pertanian yang luas, serta banyak irigasi dan sungai-sungai sodetan yang digunakan masyarakat untuk membudiyakan ikan dengan sistem keramba. Perjalanan ke desa Pampain sebenarnya tidak jauh, tapi akses jalan yang kurang bagus merupakan tantangan tersendiri. Apalagi aku harus melewati hutan karet, lewat jalan hauling batubara yang terkenal dengan deru debunya. Kurang lebih sekitar dua puluh menit perjalanan yang kutempuh dengan bersepeda motor, sampailah aku di desa Pampain. Setibanya di sana, temenku lagi memilah-milah hasil panennya. Panen bawang merah yang lumayan berlimpah, satu demi satu disortir dipilih yang baik dan yang kurang baik. Rumah temanku berada di tengah-tengah persawahan tepat di samping sungai kecil, yaitu sungai sodetan dari sungai yang lebih besar. Di depan rumahnya terdapat pohon petai yang sedang berbunga dan beberapa pohon pisang. Suasananya sangat menenangkan, tentram dan damai.
Setelah selesai berbincang dengan temanku yang satu ini, aku pamit ingin mengunjungi temanku yang satunya lagi. Rumahnya sekitar seratus meter dari rumah temenku yang aku kunjungi pertama, ke arah belakang rumah. Gambaran di rumah temanku yang kedua ini, depan rumahnya persis ada sungai sodetan, mungkin jaraknya hanya sekitar satu setengah meter dari depan pintu rumahnya. Di sungai sodetan depan rumahnya inilah temenku yang kedua ini membuat keramba ikan. Kurang lebih ada lima keramba, ikan nila dan ikan mas yang jadi peliharaannya. Senang sekali aku berkesempatan untuk memberi makan di keramba ikan yang paling ujung, sekitar sepuluh ribu ekor ikan nila ada di dalamnya. Senang rasanya melihat ikan-ikan berebut makanan yang kutaburkan. Gemercik suara air akibat lompatan-lompatan ikan nila yang berebut makanan menjadi suara merdu penuh kedamain sore ini. Rasanya betah berlama-lama disini, melihat hijaunya persawahan, melihat sungai-sungai, melihat ikan-ikan dan ditambah lagi angin sepoi-sepoi yang menambah suasana menjadi menenangkan, nyaman dan damai. Kami ngobrol "ngalor ngidul" di tepian sungai di bawah pohon pisang, sambil ngopi. Obrolan ringan penuh canda tawa, melepas kepenatanku dari segala rutinitas pekerjaan di kantor.
Begitu "mewah" jalan-jalanku sore ini, tak perlu biaya mahal tapi menyenangkan, nyaman dan damai. Dan yang paling penting, rasa penatku kerja seharian di kantor hilang seketika. Rasa penuh sesak di dalam otak langsung mencair "mak byar" langsung "padang". Jalan-jalan asyik yang mewah tak harus mewah tapi mewah yaitu mepet sawah..hehehe

"tulislah biar tidak hilang begitu saja kisahmu" ~ard~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar